Rabu, 16 November 2011

TELEVISI

SEJARAH PERKEMBANGAN
Televisi sudah bukan lagi merupakan barang mewah bagi sebagian besar penduduk di dunia. Saat ini televisi merupakan barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Hampir seluruh rumah memiliki benda yang satu ini. Beragam stasiun TV dengan aneka program siarannya yang disajikan dengan kualitas gambar dan tata suara yang bagus, menjadikan televisi sebagai sumber segala informasi, berita, dan juga hiburan yang dibutuhkan kita semua.

Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele yang artinya jauh dari bahasa Yunani dan visio yang artinya penglihatan dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

Televisi pada awal diciptakannya menggunakan tabung hampa yang menjadikannya berukuran besar, memiliki konsumsi daya yang besar serta harga yang sangat mahal.

Sedangkan berikut ini merupakan sejarah televisi dari masa ke masa :

          1897 – Karl Ferdinand Braun menciptakan CRT dengan layar yang dapat berpendar jika terkena sinar. Inilah awal dasar sejarah televisi layar berbasis tabung.


Kelebihan Monitor CRT :
1. Warna lebih akurat dan tajam
Monitor CRT memiliki warna yang akurat atau hampir sama dengan aslinya. Karna alasan ini lah para desainer dan editor foto lebih suka menggunakan CRT dibanding LCD.
2. Resolusi monitor fleksibel
Monitor CRT dapat menggunakan berbagai variasi resolusi tanpa mengalami penurunan kualitas gambar. Sehingga bagi para gamer pas-pasan lebih baik menggunakan CRT karena resolusi game dapat diturunkan tanpa mengorbankan kualitas tampilan.
3. Perawatan mudah, jika rusak dapat di servis
Perawatan monitor CRT masih lebih mudah dibanding LCD. Selain itu, jika monitor CRT rusak masih dapat diservis, sedangkan LCD rusak sudah pasti masuk sampah. Selain itu, monitor CRT lebih tahan jika terbentur atau tersentuh jari tangan pada displaynya.
4. Bebas dead pixel, ghosting dan viewing angle
Monitor CRT tidak terdiri dari pixel-pixel seperti LCD, sehingga jelas-jelas tidak akan mengalami dead pixel. Monitor CRT dapat dilahat dari berbagai sisi, tidak seperti LCD yang bergantung pada spesifikasi viewing angle. Monitor CRT tidak mengenal response time, sehingga relatif bebas efek ghosting.
5. Harga lebih murah
Kelebihan dari segi harga inilah yang membuat monitor CRT masih populer. Pada ukuran inch yang sama, dapat dipastikan harga CRT lebih murah dibanding LCD.

Kekurangan monitor CRT :
1. Konsumsi listrik
Monitor CRT mengkonsumsi daya listrik 2x lipat dibanding LCD pada ukuran inch yang sama. Monitor CRT 15 inch mengkonsumsi daya antara 60-70 watt.
2. Bergantung pada refreshrate
Agar mata tidak lelah mengunakan monitor CRT, gunakan refreshrate diatas 70hz. Monitor saya sie mentok di 1024×768 @70hz, cukup membuat lelah mata jika didepan monitor lebih dari 4 jam. Monitor CRT high end mampu menawarkan refreshrate hingga 120hz bahkan lebih. Makin tinggi makin baik tentunya.
3. Radiasi lebih besar
Tidak dapat dipungkiri, monitor CRT memancarkan radiasi yang lebih besar dibanding monitor LCD. Radiasi ini memiliki dampak negatif bagi mata sehingga mata cepat lelah atau bahkan membuat kepala pusing bagi yang sensitif.
4. Rentan distorsi, glare dan flicker
Ini adalah masalah klasik bagi monitor CRT. Efek distorsi akan terlihat saat kita menggambar lingkaran dengan menggunakan coreldraw atau software lain. Juka refreshrate terlalu rendah, menyebabkan monitor menjadi berkedip-kedip (flicker) dan glare (over brightness).
5. Dimensi besar dan berat
Monitor CRT memiliki ukuran yang besar dan berat, sehingga tidak cocok untuk ruangan sempit, karena banyak makan tempat. Cukup melelahkn jika monitor sering dipindah-pindahkan karena cukup berat.


            1925 – John Logie Baird asal Skotlandia menunjukkan transmisi dari gambar bayangan hitam bergerak di London. Dia juga yang menemukan system video recording untuk pertama kalinya.

            1940 – Ini adalah awal perkembangan televisi warna pertama. Seseorang bernama Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.

            1995 – Larry Weber berhasil menyelesaikan proyek layar plasmanya. Ia menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang.

Kelebihan Televisi Plasma :
1. Dari segi tingkah radiasinya
TV plasma mengunakan Liqued cair untuk memancarkan cahaya(gambar) ke mata kita sehingga tingkat radiasi yang di pancarkan oleh TV Plasma lebih rendah
2. Dari segi keamanan
TV Plasma lebih aman dari Berbagai bahaya seperti meledak sewaktu ada petir dan Kesetrum pas ada konslet di TV lipatnya.
3. Dari segi ketajamannya
TV Plasma menampilan gambar lebih bagus daripada TV CRT itu dikarenakan oleh cahaya yang dihasilkan (PIXEL) TV Plasma lebih halus dibandingkan TV CRT.
4. Dari segi Efisiensi
TV Plasma memiliki bentuk yang Slim dan tipis sehingga tidak memakai terlalu banyak tempat untuk meletakannya.


            2000 sampai sekarang – Pengembangan produk LCD, plasma bahkan CRT. Dan menyusul perkembangan sejarah dari televisi digital.

Kelebihan Televisi LCD :
1. Hemat listrik
2. Tidak ada radiasi jadi aman di tonton dari jarak dekat
3. Ringan dan ramping jadi mudah dibawa kemana-mana
4. Resolusi gambar lebih tinggi jadi lebih tajam kalau menampilkan gambar maupun tulisan
5. Tidak memantulkan cahaya jika ada cahaya dari arah depan layar
6. Frekwensi lebih tinggi sehingga gambar tidak berkedip

Kekurangan Televisi LCD :
1. Mahal
2. Layar lunak kalo ditekan mudah rusak
3. Kalau rusak sulit diperbaiki
4. Perlu teliti dlm membeli, coba dulu di tokonya (walau beli baru ada beberapa yg memiliki dead pixel)

Kelebihan Televisi Digital :

1. Daya listrik yang dibutuhkan lebih sedikit, yang tentunya akan menghemat pengeluaran bulanan dalam membayar tagihan listrik.
2. Umur produk yang lebih panjang. Hal ini memang belum bisa dibuktikan    secara riil. Tetapi berdasarkan teori, umur lampu led pembentuk pixel LCD lebih panjang dibandingkan dengan lampu tabung monitor yang berasal dari penembakan elektron.
3. Nyala lampu dapat diatur sedemikian rupa, misalnya menjadi lebih redup, sehingga tidak membuat mata lelah untuk bekerja berlama-lama di depan LCD.
4. Tingkat radiasi yang sangat kecil, karena nyala layar digital bukan hasil penembakan elektron, melainkan hasil pemendaran cairan akibat dari terkena cahaya.
5. Aspek rasio yang lebih universal, apakah akan menggunakan 16:9 (untuk mode cinema) atau 4:3 (untuk mode klasik).
6. Gambar lebih halus dan jernih (walaupun tampilan terbaik adalah hanya dari satu sisi saja, biasanya dari arah depan).
7. Ukuran lebih slim dan kecil, sehingga sangat menghemat tempat.
8. Ukuran LCD 15” setara dengan CRT 17”, LCD 17” setara dengan CRT 21 “ begitu juga seterusnya.
9. Bobotnya sangat ringan, tidak sampai setengah dari bobot monitor CRT.

Satu Sudah mendukung (kebanyakan) input dari port DVI sehingga hasil gambar lebih bagus karena tidak perlu proses konversi sinyal lagi; berbeda dengan monitor CRT yang sampai saat ini masih menggunakan port D-Sub (analog).

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TELEVISI
Bagi orang dewasa, dampak positif dan negatif televisi mungkin tidak akan terlalu dirasakan. Namun hal ini tentu sangat berpengaruh pada perkembangan anak kecil, karena anak kecil atau remaja masih memiliki jiwa atau psikis yang belum stabil.

DAMPAK POSITIF TELEVISI
Dalam hal penyajian berita, televisi umumnya selalu Up To Date, mampu menyajikan berita terbaru langsung dari lokasi kejadian. Hal ini tentu akan membuat kita tidak ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada kita secara cepat.

Bila televisi menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan, hal ini tentu sangat berguna bagi para pelajar. Seorang pelajar bias mengambil manfaat berupa informasi pendidikan dari acara televisi tersebut.

Kita bisa menyegarkan otak dengan menonton beragam tayangan hiburan yang disajikan oleh stasiun televisi. Mulai dari acara kuis, film, sinetron, komedi atau hiburan-hiburan yang lain.

Televisi banyak menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh, baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha, dunia hiburan, dan lain-lain. Figur-figur yang ditampilkan dalam televisi ini bisa memicu kita untuk mencontoh kesuksesan mereka.

DAMPAK NEGATIF TELEVISI
Pengaruh negatif televisi yang paling utama adalah membuat kita lupa waktu. Bila sudah menonton televisi, kita mungkin akan merasa malas untuk melakukan suatu pekerjaan. Bagi pelajar, pengaruh negatif televisi yang satu ini tentu sangat merugikan, karena mereka bisa saja akan lupa untuk belajar.

Banyaknya acara-acara yang tidak mendidik di televisi bisa mempengaruhi kejiwaan seorang anak. Film kekerasan atau berita kriminal adalah beberapa acara yang tidak patut ditonton oleh anak kecil maupun remaja. Mereka bisa saja meniru adegan kekerasan atau tindak kriminal yang mereka tonton di televisi.

Televisi mampu meningkatkan daya konsumtif masyarakat. Di televisi, banyak sekali iklan-iklan yang menyajikan berbagai barang. Baik orang dewasa maupun anak kecil, siapapun bisa menjadi korban iklan televisi.

Menonton televisi terus-menerus tidak hanya akan melalaikan kita dari pekerjaan, tapi juga merusak kesehatan. Mata kita perlu istirahat dan tidak menonton televisi dalam waktu lama.

Orang yang menonton televisi secara terus-menerus umumnya akan menjadi pemalas karena badannya tidak banyak bergerak. Biasanya hanya duduk diam atau tidur-tiduran di depan televisi. Kalau selalu dalam posisi seperti itu setiap hari dalam waktu lama, tubuh tidak akan terbiasa bekerja berat, akibatnya adalah tubuh menjadi lemah dan lemas.

Musuh Jadi Sahabat


Kali ini, aku akan memosting sebuah cerita (lebih tepatnya naskah drama sih). Cerita ini aku buat dengan teman-teman sekelompokku di sekolah (maksudku tugas sekolah, gitu aja kok repot!). Dan isinya sudah aku perbarui jadi lebih baik dari sebelumnya. Gak usah banyak basa-basi, silahkan membaca!! ^^

MUSUH MENJADI SAHABAT

Di kelas 8G, beberapa siswa sedang berbincang-bincang untuk membicarakan PR Bahasa Indonesia. Tiba-tiba, Dadang dating berlari sambil berteriak.

Dadang            : Teman-teman, gawat!
Syahrizal          : Ada apa Dang, kamu kok teriak-teriak?
Firda                : Kamu ini berteriak-teriak seperti orang gila saja.
Dadang            : Apakah kalian sudah mendengar kabar buruk dari Bima?
Ana                  : Ada kabar buruk apa tentang Bima?
Winda              : Alah, ngapain peduli sama Bima? Bodo amat!
Dadang            : Kalian tahu nggak, bahwa teman kita ini sedang dilanda musibah.
Syahrizal          : Musibah apa?
Dadang            : Rumahnya dilanda banjir!
Ana                  : Oh! Sekarang dia masuk sekolah atau nggak?
Firda                : Ya enggak lah, An. Piye kamu itu?
Winda              : Heh, kalian semua itu ngapain sih peduli dengan dia? Biarin aja lah, nggak penting banget sih! (sambil berjalan keluar kelas)
Firda                : Ih, jahat amat sih!

Dua hari kemudian, Bima belum juga masuk sekolah. Teman-temannya merencanakan sesuatu untuk Bima.

Firda                : Bima sudah masuk sekolah belum?
Ana                  : Belum, sudah 3 hari ini dia belum masuk.
Winda              : Aduuuh.. Biarin aja lah, ngapain kita peduli dengan dia? Nggak penting banget!
Syahrizal          : Bagaimana kalau kita mengunjungi ke rumah Bima? Setuju?
Semua             : Setuju!!!
Firda                : Win, kamu ikut nggak?
Winda              : Nggak ah, aku nggak ikut. Nggak penting, mending aku shopping aja di Mall.
Dadang            : Win, kamu ini gimana sih, sama teman sendiri jahatnya minta ampun!
Syahrizal          : Tau nih!
Dadang            : Ah, sudahlah! Terserah kamu!

Mereka semua mengumpulkan bantuan dari teman-teman untuk membantu Bima.

Ana                  : Bagaimana kalau kita patungan untuk menjenguk Bima?
Firda                : Setuju! Ayo kita kumpulkan uangnya. (sambil menarik sumbangan dari teman-teman)
Winda              : Ih, ngapain buang-buang uang buat ngasih bantuan ke Bima? Gak penting!
Syahrizal          : Udah deh, terserah kamu Win, mau ikut atau enggak. Yang penting kita mau ke sana. Nggak usah banyak komen!

 Setelah bantuan terkumpul, mereka menuju rumah Bima.

Ana                  : Assalamu’alaikum. (Sambil mengetuk pintu rumah Bima)
Bima                : Wa’alaikumsalam. Oh, teman-teman. Ada apa kalian datang kemari?
Syahrizal          : Kami kesini mewakili teman-teman, mau menyerahkan sedikit bantuan yang terkumpul kepada kamu. Dan kami turut prihatin atas bencana yang menimpa kamu.
Bima                : Oh, terima kasih ya teman-teman, atas bantuan yang telah kalian berikan. Dan kalian masih mau mengunjungi aku disaat seperti ini.
Semua             : Iya sama-sama.
Bima                : Ayo masuk!
Semua             : Iya makasih.
Bima                : Maaf ya, teman-teman. Masih agak berantakan.
Ana                  : Enggak apa-apa kok, maklum. Syukuri aja, kamu masih sehat seperti ini.
Bima                : Iya, terima kasih ya atas dukungan kalian.
Oh ya, ngomong-ngomong Winda dimana?
Firda                : Kamu kayak enggak tahu Winda aja.
Syahrizal          : Dia emang kayak gitu. Ya udalah, enggak usah dipikirin.
Ana                  : Iya bener banget.
Bima kita mau pamit dulu, karena kita masih ada tugas sekolah.
Bima                : Oh ya. Makasih atas kunjungan kalian, hati-hati di jalan ya! (saat di luar rumah)

Anak-anak pun pulang ke rumahnya masing-masing. 7 hari kemudian Bima masuk ke sekolah.

Syahrizal          : Wah… Bima sudah masuk! (sambil berlari ke arah bima dan mencubit pipinya)
Bima                : Aduh sakit! Hehe.. Alhamdulillah,semuanya sudah membaik, buat apa di rumah lama-lama. Malah ketinggalan pelajaran! Tapi, dimana Ana?
Dadang            : Dia nggak masuk sekolah karena ayahnya mengajaknya ke Surabaya. Lalu, apa yang kamu lakukan pada saat di rumah?
Bima                : Hanya membantu orangtuaku di rumah untuk merapaikan rumah.

Tiba-tiba bel berbunyi…

Syahrizal          : Oh ya, aku lupa, hari ini kan pulang pagi.
Dadang            : Oh iya ya, kalau begitu aku pulang dulu ya, teman-teman.
Syahrizal          : Aku juga.
Firda                : Aku juga mau pulang, karena aku sudah dijemput. Duluan ya!
Bima                : Iya.

Syahrizal, Dadang, Firda dan teman-teman yang lain pulang. Tetapi, sebenarnya Syahrizal, Dadang dan Firda bersembunyi di balik jendela. Mereka sudah merencanakan sesuatu untuk menyadarkan sikap Winda yang selama ini jahat pada Bima. Dan di dalam kelas, ada Winda yang sedang kebingungan seperti mencari sesuatu.

Bima                : Apa yang kamu cari, Win?
Winda              : Aku sedang mencari HP ku. (Dengan nada juteknya)
Bima                : Memangnya kamu tadi membawa HP?
Winda              : Iya, tadi HP ku kutaruh di meja, tapi sekarang nggak ada! (Nadanya berubah khawatir)
Bima                : Ayo, kubantu mencari HP mu!

Bima dan Winda bersama-sama mencari HP Winda.

Bima                : Apakah ini HP mu, Win?
Winda              : Oh iya nih. Alhamdulillah! Dimana kamu menemukan HP ku?
Bima                : Aku tadi menemukannya di almari kelas.
Winda              : Siapa ya, yang sengaja menyembunyikan HP ku?
Bima                : Sudahlah, itu nggak usah difikirkan. Yang penting HP mu kan sudah ketemu.
Winda              : Ya sudahlah, terima kasih ya Bim, ternyata kamu tidak seperti yang aku fikirkan.
Bima                : Memangnya apa yang selama ini kamu fikirkan?
Winda              : Kukira kamu jelek, bodoh, suka minta-minta. Ah, pokoknya yang jelek-jelek deh!
Bima                : Ternyata bagaimana?
Winda              : Ternyata kamu baik hati. Aku minta maaf ya, Bim. Selama ini, aku berburuk sangka padamu.
Bima                : Nggak apa-apa kok, Win. Bagaimana kalau kita sekarang berteman? (sambil mengangkat jari kelingkingnya)
Winda              : Baiklah! (sambil membalas jari kelingking Bima dan tersenyum)
Bima                : Ayo kita pulang bersama!
Winda              : Ayo!

Akhirnya mereka berdua pulang bersama-sama. Di balik jendela, Syahrizal, Dadang dan Firda tertawa bangga karena misinya sudah selesai dengan lancar. Sejak saat itu, Bima dan Winda menjadi sahabat.