Leo berjalan dengan di tengah hutan dekat
rumahnya. Saat itu, di merasa telah kehilangan separuh jiwanya setelah
ditinggal mati oleh Lexy, sahabat sejati yang selalu menemaninya sejak kecil.
Ia mati karena mengalami kecelakaan hebat yang terjadi dua hari yang lalu. Dan
sekarang ini, tanpa rasa takut sedikit pun, Leo berjalan seorang diri di hutan
tanpa tujuan yang jelas. Padahal, langit sudah mulai gelap dan para penebang
kayu terlihat berjalan pulang. Tetapi, Ia tetap terus berjalan dan berjalan.
Tanpa terasa, Ia sudah jauh meninggalkan rumahnya.
Tiba-tiba,
langkahnya terhenti saat Ia mendengar suara tangisan wanita di balik
semak-semak. Seketika, jantungnya berdegup kencang dan wajahnya pucat pasi. Ia
ketakutan dan bingung, apa yang harus dilakukannya saat ini. Langit sudah gelap
dan Ia nyaris tak bisa melihat sekitarnya. Akhirnya, Ia memutuskan untuk
memberanikan diri melihat siapa yang ada di balik semak-semak. Perlahan-lahan
Ia berjalan ke arah semak-semak itu. Dan Ia sangat terkejut sekaligus kagum,
karena yang Ia lihat adalah seorang wanita cantik memakai baju putih. Wanita
itu menoleh ke arah Leo sambil sedikit tersenyum.
“Siapa nama kakak? Kakak tinggal dimana?
Dan mengapa kakak menangis disini?” tanya Leo pada wanita itu.
“Namaku Luna. Aku tinggal di desa Barat.
Aku menangis karena aku sangat sedih saat ini.” jawab wanita yang bernama Luna
itu.
“Mengapa Kak Luna sedih? Aku sekarang juga
sama sedihnya dengan kakak.”
“Aku sedih karena, saat berjalan-jalan di
tengah hutan, aku melihat kakakku berjalan seorang diri. Tapi, tiba-tiba Ia
terpleset dan jatuh ke jurang. Aku tak bisa menolongnya.” Kata Luna sambil
menangis.
“Oh.. Yang sabar ya Kak. Aku juga sama
sedihnya dengan kakak saat ini. Karena, sahabatku meninggal kemarin. Dan aku
merasa seperti kehilangan semangat hidup.” hibur Leo.
Leo yang saat itu merasa kelelahan setelah
berjalan cukup jauh, akhirnya duduk di sebelah Luna. Mereka sama-sama diam,
menikmati dinginnya udara malam hari dan merenungi apa yang telah terjadi hari
ini. Kemudian, Leo ingin bertanya pada Luna.
“Kak, apakah kakak tahu cara keluar dari
hutan ini?”
“Tergantung. Dimana letak rumahmu? Di desa
Barat atau desa timur?” tanya Luna.
“Rumahku di desa Timur.” jawab Leo.
“Oh.. Kalau aku pernah dengar dari
tetanggaku, jika rumahmu di desa Timur, kamu bisa pulang dengan mudah. Saat
pukul 5 pagi, matahari akan terbit di sebelah timur. Kamu tinggal berjalan
menuju asal cahaya matahari itu terbit.” jelas Luna.
“Apakah kakak yakin?” tanya Leo dengan ragu.
“Kakak yakin itu cara yang benar.” jawab
Luna meyakinkan Leo.
“Oh.. Kalau begitu, terima kasih atas
bantuannya ya kak.”
“Sama-sama.”
Karena mengantuk, mereka lalu tertidur
pulas. Keesokan harinya, Leo terbangun karena cahaya matahari pagi yang sangat
menyilaukan. Ia gembira karena hari sudah pagi. Itu tandanya, Ia bisa pulang
dengan mudah. Tetapi, dimana Kak Luna? Ia bertanya-tanya dalam hati. Kemudian,
tak sengaja Ia melihat ke bawah. Di tanah itu, terdapat tulisan tangan yang
berbunyi “Semangatlah untuk menjalani hidup, Leo!”. Ia tersenyum sambil
berkata, “Terima kasih kak.”
Akhirnya, Ia segera berlari menuju arah
cahaya matahari untuk pulang. Tak lama kemudian, Ia sudah keluar dari hutan dan
Ia bisa melihat rumah-rumah tetangganya. Kemudian, Ia berjalan menuju rumahnya.
Di rumah, Ibunya segera membukakan pintu.
Ibunya terkejut sekaligus menangis bahagia karena anaknya telah pulang dan
langsung memeluk anaknya itu.
“Kamu kemana saja nak? Ibu bingung mencarimu
kemarin!” tanya ibu.
“Maafkan Leo, bu. Aku telah membuatmu
bingung dan khawatir. Aku kemarin tersesat di hutan. Aku tak tahu jalan pulang
karena hari sudah malam. Untungnya aku bertemu dengan seorang wanita bernama
Kak Luna. Ia memberitahuku jalan untuk keluar dari hutan” Leo menceritakannya.
“Oh.. Luna? Ibu rasa, ibu pernah mendengar nama
itu. Apakah dia tinggal di desa Barat?” tanya ibu penasaran.
“Betul bu.” jawab Leo.
Ibu terbelalak
kaget mendengar jawaban Leo. Seketika Leo bertanya, “Ada apa ibu? Kok
kelihatannya sangat kaget gitu?”
“Orang itu
sudah lama mati, nak! Sekitar lima tahun yang lalu. Dia mati karena jatuh ke
jurang dan sampai sekarang, tak ada yang bisa menemukan jasadnya. Itu salah
satu misteri di hutan itu.”
Leo tak kalah
kagetnya dengan ibu. Bagaimana dia bisa bertemu dengan orang yang sudah mati?
Ia sangat penasaran dengan apa yang telah dialaminya malam itu.
“Tapi, sudahlah! Tak usah dipikirkan! Yang penting kamu
sudah di rumah dan tak ada yang terjadi pada dirimu.” kata ibu sambil memeluk
Leo.
Leo pun
membalas pelukan ibunya. Sejak saat itu, ia tidak pernah mengunjungi hutan itu lagi. Cukup pengalaman aneh itu saja yang pernah dialaminya.